Kamis, 01 Januari 2015

Cara Membuat PR (Purchase Requisition) di SAP Part I

Hi..guys. sepertinya kali ini kita akan memasuki bagian teknis mengenai cara membuat PR (Purchase Requisition) di dalam sistem SAP. Saya akan coba membahas secara singkatnya bagaimana proses pembuatan PR.
Sebelumnya, silahkan catat transaksi code  (t-code) berikut yang berkaitan dengan PR.
  • ME51N - Create PR
  • ME52N - Change PR
  • ME53N - Display PR
Ok, kita langsung terjun ke arena.
Hal yang perlu dilakukan adalah :
1. Membuka sofware SAP dan login masing-masing pastinya.
2. Setelah muncul tampilan user SAP, kemudian masukan t-code ME51N + Enter.
3. Muncul tampilan : Create Purchase Requisiton. Dibagian Header, muncul pilihan document type untuk PR, pilih sesuai tema request yang sesuai.
    Kemudian dibagian item, sebelum mengisi, pelajari terlebih dahulu kolom-kolom di posisi item dalam PR yang menjadi mandatory to fill (wajib untuk diisi), antara lain:
  • Item Category (biasa dalam tampilan PR hanya ditampilkan huruf "I"). Item Category digunakan untuk menentukan jenis item dalam PR, biasanya pilihannya antara lain : "D" untuk item services/jasa, "K" untuk item konsinyasi, dan " " untuk item material.
  • Account Assignment (biasa dalam tampilan PR hanya ditampilkan huruf "A"). Pilihannya biasanya antara lain: "K" untuk Cost Centre, "F" untuk Order, dll.
  • Material Code (wajib diisi apabila yang di-request adalah material, pastikan material yang anda pesan sudah ada material code-nya).
  • Short Text (Isi dengan penjabaran tentang item, untuk material sudah otomatis terisi dari data material code-nya)
  • Quantity (jumlah item/jasa yang di-request)
  • UOM (satuan quantity-nya)
  • Plant (wajib diisi sesuai dengan code plant yang ada)
  • Material Group (isi dengan code material group yang ada, untuk materialsudah otomatis terisi dari data material code-nya)
  • MRPC (wajib diisi untuk menentukan proses approval PR tersebut atau biasa disebut release strategy, biasanya MRPC diisi dalam bentuk code, misalnya : A72, A69, R16, dll.)
  • Requestor (isi dengan nama anda atau nama requestor).
      Nah, yang perlu dilakukan disini adalah penentuan, seperti : apakah anda akan membuat request untuk material atau request untuk jasa.

4. Setelah mengisi keseluruhan data dibagian item, jika sebelumnya anda memilih item category "D" atau services, maka di bagian service, tab services, anda harus mengisi mandatory field antara lain :
  • Services Number (kode nomor services),
  • Quantity (jumlah kuantitas dari services atau jasa yang dimaksud)
  • Gross Price (harga dari services atau jasa per satuan tertentu)
  • Cost Center atau Order (tergantung pada pemilihan account assignment pada bagian item di atas)
  • Ext. Service Number (biasanya diisi dengan nomor service number yang sejenis atau kata-kata lain terserah anda).
5. PR sudah bisa di-save melalui menu Purchase Requisition + Save atau dengan meng-klik tombol save yang ada di layout PR.
6. Setelah di-save akan muncul pemberitahuan dibawah mengenai nomor PR yang telah dibuat. nomor PR bermacam-macam sesuai dengan type document PR, biasanya terdiri dari 10 angka, seperti : 3000084458, 4100016457, dll.
7. Untuk mengedit PR yang sudah di-save sebelumnya, masuk ke menu utama kemudian ketik t-code ME52N + Enter atau bisa juga dilakukan pada saat jendela SAP masih menampilkan display create PR dengan mengetik t-code /NME52N untuk mengganti tampilan sebelumnya atau /OME52N untuk membuka tampilan change PR pada jendela baru.

Demikian sedikit penjelasannya. Terima kasih atas kunjungannya.


INGIN BERPENGHASILAN $ LEWAT BLOG/WEBSITE??? YUKK KITA BELAJAR DISINI !!



SAP Material Management

Hi guys... setelah sebelumnya saya membahas mengenai pengertian SAP. Dalam posting kali ini, saya akan membahas sedikit tentang salah satu modul dalam ERP yang bisa dibilang sudah hampir bosan karena saya gunakan setiap hari di kantor, wkwk...yaitu modul MM (Material Management).

Okai, langsung saja, singkat dan to the point. Modul MM (Material Management) adalah modul yang digunakan untuk mengelola seluruh praktisi material terutama pengadaan dan penyimpanan material (logistik) serta pengadaan service atau jasa. Beberapa elemen-elemen modul ini yang biasa digunakan antara lain :
1. Purchase Requisition (PR).
    Yaitu merupakan sebuah request atau permintaan yang akan dibuat oleh end user terhadap suatu material atau jasa yang mereka butuhkan untuk kegiatan operasional mereka. PR ini nantinya akan ditujukan secara automatic di sistem kepada buyer yang berwenang untuk membuat order atas request tersebut. Selanjutnya >> Cara Membuat PR
2. Purchase Order (PO).
    Yaitu merupakan sebuah order terhadap suatu material atau jasa kepada supplier atau kontraktor, supllier atau kontraktor yang mana telah dipilih melalui proses penentuan yang dilakukan oleh buyer.
3. Contract.
     Yaitu merupakan agreement atau perjanjian antara perusahan dan supplier atau kontraktor dalam hal pengadaan material atau jasa yang dibutuhkan oleh perusahaan. Contract ini akan dibuat di dalam sistem SAP, dengan draft perjanjian yang bisa dibuat diluar sistem atau dicantumkan ke dalam sistem tergantung opsi yang dipilih oleh buyer.
4. Goods Receipt (GR)
    Yaitu merupakan sebuah bentuk pernyataan terhadap penerimaan jenis dan jumlah suatu material tertentu yang diterima dari supplier. Goods Receipt ini juga nantinya akan dilakukan di sistem SAP oleh bagian store pada saat material tersebut telah diterima setelah melalui pengecekan oleh pihak store dan end user.
5. Services Entry Sheets (SES)
    Yaitu merupakan sebuah bentuk pernyataan terhadap penerimaan berupa service atau jasa yang telah diberikan dari vendor atau kontraktor. SES ini dilakukan oleh pihak end user sendiri.

Tentang SAP

    Dalam post kali ini, saya akan mencoba untuk menerangkan sedikit mengenai SAP, yang telah saya dapatkan selaku praktisi pengguna SAP di perusahaan tempat saya bekerja sekarang.

    Berbicara tentang SAP, pastinya untuk praktisi IT sudah tidak asing lagi. SAP (System Application Product in Data Processing) merupakan suatu paket aplikasi bisnis / perkantoran yang dirancang untuk dapat di-set sesuai dengan kebutuhan sistem dan pengguna dalam suatu perusahaan.

 Berdasarkan fungsinya, SAP dikelompokkan menjadi 3 bagian, yaitu :
  1. Programming (ABAP), yaitu modul untuk bagian programmer-programmer SAP yang fungsinya untuk menambah set up melalui kode program yang sebelumnya tidak terdapat di pengaturan standard SAP. Programmer-programmer (ABAPer) ini bukan merupakan bagian dalam internal perusahaan dimana menerapkan sistem SAP, tetapi merupakan bagian dari keanggotaan grup SAP.
  2. BASIS, yaitu modul untuk bagian administrasi standard SAP yang juga merupakan bagian dari keanggotaan grup SAP. SAP BASIS nantinya akan bertugas untuk mengatur akses jaringan, mengatur pengaturan-pengaturan standard yang diinginkan oleh end user di perusahaan, serta sebagai penyedia layanan komunikasi, feedback dan laporan permasalahan yang biasanya dilaporkan oleh IT lokal perusahaan.
  3. ERP Module, yaitu modul yang digunakan oleh end user / pengguna perusahaan yang telah menerapkan SAP. Modul inilah yang merupakan produk dari SAP untuk penggunanya. Dalam ERP, terdapat beberapa modul antara lain :
  • FICO (Finance & Controlling)
  • HR (Human Resource)
  • PP (Production Planning)
  • MM (Material Management)
  • SD (Sales & Distribution)
  • PM (Plant Maintenance)
  • PS (Project System)
  • QM (Quality Management)
  • BIW (Business Information Warehousing)
Hanya demikianlah yang bisa saya sampaikan pada posting kali ini, semoga bisa bermanfaat. Untuk yang ingin berkomentar, dipersilahkan..

My First Post

Hi...,
Perkenalkan, saya rupa-rupawan.blogspot.spot, saya lahir pada 1 Januari 2015 pukul 09:35 WIB.
Cita-cita saya menjadi populer.
Harapan saya dapat berguna bagi semua lapisan masyarakat khususnya bagi seluruh pengguna internet.
Terima kasih.
Salam kenal